PARTIKEL
DEWI 'DEE' LESTARI
--------------------------------
Novel "Supernova: Partikel" merupakan bagian dari seri "Supernova" karya Dewi Lestari, yang dikenal dengan nama pena Dee. Berikut adalah rangkuman dari novel "Supernova: Partikel":
"Supernova: Partikel" melanjutkan kisah perjalanan tokoh-tokoh yang diperkenalkan dalam seri sebelumnya, tetapi fokus pada karakter-karakter baru yang memiliki hubungan dengan tokoh-tokoh utama sebelumnya. Cerita ini menghadirkan perspektif yang lebih dalam tentang konflik internal, hubungan antarpribadi, dan perebutan kekuasaan di tengah perubahan zaman dan teknologi yang cepat.
Novel ini menggambarkan kehidupan urban yang beragam di Jakarta, dengan latar belakang berbagai profesi dan aspirasi individu. Cerita berputar di sekitar tokoh utama seperti Rana, seorang seniman perempuan yang berjuang menemukan identitasnya; Rahasia, seorang peretas muda yang terlibat dalam dunia cybercrime; dan Arwin, seorang ilmuwan muda yang mencoba memecahkan misteri ilmiah yang kompleks.
Dalam perjalanan mereka, para tokoh dihadapkan pada berbagai konflik, tantangan, dan dilema moral yang menguji keberanian dan integritas mereka. Mereka juga terlibat dalam hubungan percintaan yang rumit, yang menambah kompleksitas cerita.
Dewi Lestari menggunakan gaya penulisan yang khas, dengan penggunaan bahasa yang indah dan puitis, serta dialog-dialog yang menyentuh dan mendalam. Novel ini juga mengandung elemen fiksi ilmiah dan filosofis yang menarik, seperti perubahan sosial, perkembangan teknologi, dan perebutan kekuasaan di era modern.
Secara keseluruhan, "Supernova: Partikel" adalah sebuah karya yang memikat dan membingkai kembali pandangan kita tentang dunia urban, teknologi, dan kehidupan manusia di era digital. Novel ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang arti hidup, cinta, dan perjuangan manusia dalam menghadapi perubahan zaman.
---------------------------------------------------------
Engkaulah keheningan yang hadir sebelum segala suara
Engkaulah lengang tempatku berpulang
Bunyimu adalah senyapmu
Tarianmu adalah gemingmu
Pada bisumu, bermuara segala jawaban
Dalam hadirmu, keabadian sayup mengecup
Saput batinku meluruh
Tatapmu sekilas dan sungguh
Bersama engkau, aku hanya kepala tanpa rencana
Telanjang tanpa kata-kata
Cuma kini
Tinggal sunyi
Dan, waktu perlahan mati
0 Comments