NOVEL :
Dewi "DEE" Lestari
INTELIGENSI EMBUN PAGI
Engkaulah getar pertama yang meruntuhkan gerbang tak berujungku mengenal hidup
Engkaulah tetes embun pertama yang menyesatkan dahagaku dalam cinta tak bermuara
Engkaulah matahari Firdausku yang menyinari kata pertama di cakrawala aksara
Kau hadir dengan ketiadaan Sederhana dalam ketidakmengertian Gerakmu tiada pasti
Namun aku terus di sini
Mencintaimu
Entah kenapa
Engkaulah gulita yang memupuskan segala batasan dan alasan Engkaulah penunjuk jalan menuju palung kekosongan dalam samudra terkelam
Engkaulah sayap tanpa tepi yang membentang menuju tempat tak bernama namun terasa ada
Ajarkan aku,
Melebur dalam gelap tanpa harus lenyap Merengkuh rasa takut tanpa perlu surut Bangun dari ilusi namun tak memilih pergi
Tunggu aku,
Yang hanya selangkah dari bibir jurangmu
Engkaulah kilatan cahaya yang menyapulenyapkan segala jejak dan bayang
Engkaulah bentangan sinar yang menjembatani jurang antara duka mencinta dan bahagia terdera
Engkaulah terang yang kudekap dalam gelap saat Bumi bersiap diri untuk selamanya lelap
Andai kau sadar arti pelitamu
Andai kau lihat hitamnya sepi di balik punggungmu
Tak akan kau sayatkan luka demi menggarisi jarakmu dengan aku
Karena kita satu
Andai kau tahu
Engkaulah keheningan yang hadir sebelum segala suara
Engkaulah lengang tempatku berpulang
Bunyimu adalah senyapmu
Tarianmu adalah gemingmu
Pada bisumu, bermuara segala jawaban
Dalam hadirmu, keabadian sayup mengecup
Saput batinku meluruh
Tatapmu sekilas dan sungguh
Bersama engkau, aku hanya kepala tanpa rencana
Telanjang tanpa kata-kata
Cuma kini
Tinggal sunyi
Dan, waktu perlahan mati
Dimensi tak terbilang dan tak terjelang
Engkaulah ketunggalan sebelum meledaknya segala percabangan
Bersatu denganmu menjadikan aku mata semesta Berpisah menjadikan aku tanya dan engkau jawabnya Berdua kita berkejaran tanpa pernah lagi bersua
Mencecapmu lewat mimpi
Terjauh yang sanggup kujalani
Meski hanya satu malam dari ribuan malam Sekejap bersamamu menjadi tujuan peraduanku Sekali mengenalimu menjadi tujuan hidupku
Selapis kelopak mata membatasi aku dan engkau Setiap napas mendekatkan sekaligus menjauhkan kita Engkau membuatku putus asa dan mencinta
Pada saat yang sama
Bara yang membakar nadiku kini Magi yang menyulap semestaku ini Hanya singgah untuk musnah Tersihir, tersiksa, tersia-sia
Di antara angkara
Dua kutub yang berbeda
Kita meregang
Tak berkesudahan
Di ufuk engkau terbenam, aku terbit
Di teluk engkau tenggelam, aku pasang Sejauh apa pun garis waktu engkau tempuh Hadirku selalu di balik matamu
Seluas apa pun ruang yang engkau rengkuh
Cintaku selalu di luar sadarmu
Akulah awal dan engkaulah akhir
Meniadakan kita berdua
Adalah satu-satunya cara kita bisa bersama
----------------------------------------------
Novel "Intelegensi Embun Pagi" adalah salah satu karya terbaru dari Dewi Lestari, penulis terkenal Indonesia yang juga dikenal dengan nama Dee. Berikut adalah rangkuman dari novel tersebut:
"Intelegensi Embun Pagi" mengisahkan tentang perjalanan emosional dan spiritual seorang wanita bernama Maera. Cerita dimulai dengan Maera yang merasa terjebak dalam rutinitas dan kekosongan hidupnya. Namun, segalanya berubah ketika ia bertemu dengan seorang wanita misterius bernama Ruang, yang membawanya ke dalam perjalanan spiritual yang mengubah pandangan hidupnya secara mendasar.
Ruang mengajak Maera untuk menjelajahi dimensi-dimensi batiniah yang tersembunyi di sekitar kita, mengajarkan kepadanya tentang kekuatan pikiran, energi, dan kesadaran. Melalui petualangan bersama Ruang, Maera mulai memahami lebih dalam tentang dirinya sendiri, tentang cinta, keberanian, dan arti hidup.
Novel ini menyajikan cerita yang penuh dengan misteri, filosofi, dan keindahan bahasa. Dewi Lestari memadukan unsur-unsur fiksi ilmiah dengan ajaran-ajaran spiritual dan filosofis, menciptakan narasi yang kompleks dan mendalam tentang perjalanan jiwa dan pencarian makna hidup.
"Intelegensi Embun Pagi" mengajak pembaca untuk merenungkan tentang esensi kehidupan, tentang hubungan antara manusia dan alam semesta, dan tentang kekuatan yang ada di dalam diri kita sendiri untuk menciptakan perubahan dan transformasi. Ini bukan sekadar sebuah novel, tetapi juga sebuah perjalanan spiritual yang membingkai kembali pandangan kita tentang dunia dan keberadaan kita di dalamnya.
0 Comments